AMUNTAI – Usulan PT ADARO Indonesia untuk menambah kapasitas produksinya dari 40 juta ton per tahun menjadi 80 juta ton mendapat penolakan keras dari warga Amuntai, DPRD Hulu Sungai Utara (HSU) sudah membuat tim khusus untuk menangani masalah ini.
Pembentukan tim khusus ini pun menuai pro dan kontra. Salah satu lembaga yang menolak keras dibentuknya tim khusus ini adalah LSM Sungai Malang (Seima) Jaya. “Pembentukan Pansus ini sangatlah mengada-ada,” ujar seorang aktivis Seima. .
Ketua LSM Seima Jaya Akhmad Junaidi usai rapat khusus dengan lembaga perwakilan di sepuluh kecamatan meragukan kredibilitas dan integritas empat belas orang pengurus dalam Pansus tersebut yang di sanksikan kredibilitas dan integritasnya. “Dengan dibentuknya tim ini, jangan sampai menjadi alat buat kepentingan tertentu,” tegas Junaidi.
Bang Ateng( panggilan akrab Ahmad Junaidi - red) juga melihat pembentukan Pansus syarat dengan berbagai kepentingan. Pihaknya tidak yakin itu murni aspirasi dari masyarakat seperti yang selama ini digembar-gemborkan Pansus. ”Bubarkan saja Pansus! Selanjutnya serahkan kepada pemerintah seperti yang diatur UU No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, khususnya Pasal 71 ayat 2,” tegasnya.
Pembentukan pansus yang menggunakan dana pemerintah ini lanjut Junaidi, kalau terhenti di tengah jalan, hanya akan membuat kecewa masyarakat. “Pembentukannya memakai duit APBD, duit rakyat, kalau keberadaannya terhenti di tengah jalan seperti kasus Century, tentu akan mengecewakan masyarakat. Sia-sia saja, lebih baik uangnya dimanfaatkan untuk hal-hal lain yang lebih berguna,” harapnya.
Sedorang warga mengaku juga kecewa dengan keberadaan Pansus. “Ganti rugi yang diberikan tidak sebanding dengan kerugian yang saya alami,”ungkapnya kecewa.
Sementara Ketua Pansus PT Adaro yang juga juga Ketua komisi I DPRD HSU H.Hormansyah, S.Ag.SH memandang masalah pro dan kontra sebagai sesuatu yang wajar. ”Saya secara pribadi tidak mempermasalahkan adanya tolakan atau dukungan, tapi yang jelas kami akan bekerja secara profesional,” jelasnya.
Menurut Horman, Pansus bekerja secara independent untuk mencari fakta tentang kegiatan penambangan PT Adaro yang selama ini dinilai sangat berdampak pada daerah sekitar tambang, khususnya HSU yang sungainya dialiri langsung oleh limbah. ansus hanya mencari fakta dan bukti dari beberapa lembaga termasuk dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ”Boleh di katakan HSU ini hanya kebagian limbahnya saja,”akunya dengan kecewa.
Mengenai kekecewaan warga dengan pansus yang terdahulu Horman menjelaskan bahwa pansus yang menangani tercemarnya aliran sungai Negara yang menyebabkan matinya seluruh ternak ikan keramba warga itu bukan dari DPRD.
Horman menjamin kredibilitas dan integritas dari anggota pansus. ”Kerja Pansus sudah mendekati hari-hari akhir, hasil akhirnya akan diparipurnakan kemudian diserahkan kepada pemerintah untuk menjalankannya. Kita pun akan membentuk tim pemantau,” pongkasnya. Tim
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Blog Indahnya Berbagi
0 komentar:
Posting Komentar