Pasca tragedi 11 September 2010 lalu yang sempat menjadi sorotan Nasional, objek wisata alam Riam Kinarum akhirnya mendapat perhatian khusus dari Pemerintah. Hari Rabu tadi Desa Kinarum Kecamatan Upau mendapat kunjungan dari Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan pariwisata Propinsi Kalimantan Selatan didampingi oleh Kabid Pariwisata Tabalong Drs. H. Bahruddin dan Kasi Pariwisata Tabalong bambang Rukmana, A.Md. Kunjungan tersebut dalam rangka sosialisasi Sadar Wisata Sapta Pesona untuk pencanangan Desa Kinarum sebagai Desa Wisata agar tidak kalah bersaing dengan objek wisata lain khususnya yang ada di Kalimantan Selatan.
Penyuluhan yang dipusatkan di Kantor Kepala Desa Kinarum itu dihadiri oleh tokoh-tokoh adat, unsur muspika serta masyarakat di lingkungan Desa Kinarum. Pada kesempatan itu, para tamu sempat disuguhi tari Kurung-Kurung yang merupakan salah satu kesenian khas Dayak Upau.
Diungkapkan bahwa ke depannya wilayah Desa Kinarum yang telah akan dikembangkan menjadi Desa Wisata yang dalam waktu dekat akan mendapatkan pendampingan proram PNPM Mandiri Pariwisata. Untuk itu masyarakat diharapkan bisa betul-betul memahami dan melaksanakan Sapta Pesona, yakni Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah tamah, dan Kenangan.
Kesempatan dialog dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keluhan maupun harapan mereka, antara lain mengenai kepastian dibukanya kembali objek wisata tersebut bagi kunjungan wisatawan, pengelolaan perparkiran, perluasan jalan serta perlunya diadakan studi banding ke daerah lain yang telah maju kepariwisataannya. Semunya ditanggapi langsung oleh Tim penyuluh dari Dinas Propinsi secara antusias dan panjang lebar.
Usai dialog, para nara sumber berkesempatan melihat secara langsung objek wisata riam Kinarum yang hingga saat ini belum dibuka kembali sampai menunggu kepastian dari Pemerintah Daerah terutama dalam hal faktor keamanannya.
Kondisi tempat wisata Kinarum saat ini terlihat memprihatinkan dan terkesan tidak terawat, bahkan ketika berada di riam Kinarum sempat terlihat beberapa oknum sedang melabuh kayu yang diduga hasil palakan liar.
Penyuluhan yang dipusatkan di Kantor Kepala Desa Kinarum itu dihadiri oleh tokoh-tokoh adat, unsur muspika serta masyarakat di lingkungan Desa Kinarum. Pada kesempatan itu, para tamu sempat disuguhi tari Kurung-Kurung yang merupakan salah satu kesenian khas Dayak Upau.
Diungkapkan bahwa ke depannya wilayah Desa Kinarum yang telah akan dikembangkan menjadi Desa Wisata yang dalam waktu dekat akan mendapatkan pendampingan proram PNPM Mandiri Pariwisata. Untuk itu masyarakat diharapkan bisa betul-betul memahami dan melaksanakan Sapta Pesona, yakni Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah tamah, dan Kenangan.
Kesempatan dialog dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keluhan maupun harapan mereka, antara lain mengenai kepastian dibukanya kembali objek wisata tersebut bagi kunjungan wisatawan, pengelolaan perparkiran, perluasan jalan serta perlunya diadakan studi banding ke daerah lain yang telah maju kepariwisataannya. Semunya ditanggapi langsung oleh Tim penyuluh dari Dinas Propinsi secara antusias dan panjang lebar.
Usai dialog, para nara sumber berkesempatan melihat secara langsung objek wisata riam Kinarum yang hingga saat ini belum dibuka kembali sampai menunggu kepastian dari Pemerintah Daerah terutama dalam hal faktor keamanannya.
Kondisi tempat wisata Kinarum saat ini terlihat memprihatinkan dan terkesan tidak terawat, bahkan ketika berada di riam Kinarum sempat terlihat beberapa oknum sedang melabuh kayu yang diduga hasil palakan liar.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Blog Indahnya Berbagi
0 komentar:
Posting Komentar