Tanjung, AB – Tim Pembina dan Pelatih Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) cabang Tabalong mengeluh dan merasa telah diperlakukan tidak adil oleh pemerintah daerah. Setelah cukup lama melakukan pembinaan dalam rangka berusaha turut membesarkan para atlit hingga akhirnya berprestasi, mereka merasa diabaikan dalam hal kesejahteraannya.
Baru-baru tadi sejumlah atlit Catur Tabalong berhasil meraih penghargaan berupa 4 medali emas, 1 medali perak, dan 2 medali perunggu saat mengikuti Pekan Olah Raga Tingkat Provinsi (Porprov) Kalsel VIII di Kotabaru. Kepada mereka kemudian diberikan uang pembinaan oleh pemerintah daerah yang nilainya mencapai puluhan juta rupiah.
Sumber AB yang juga salah seorang pelatih Tim Percasi Tabalong menuturkan bahwa seluruh Pembina dan Pelatih sebenarnya merasa sangat bangga atas prestasi tersebut. Mereka pun tidak lupa mengucapkan berterimakasih atas perhatian pemerintah daerah kepada para atlit karena telah mengharumkan nama Tabalong.
Sayangnya sekarang ini tampaknya pemerintah belum serius memperhatikan maupun memikirkan kesejahteraan para pembina dan pelatih yang telah bekerja keras mencetak atlit-atlit handal. Saat hal itu mereka tanyakan kepada Ketua KONI Tabalong, justru mendapat jawaban yang mengejutkan sekaligus tidak mengenakkan.
Kepada mereka dijelaskan bahwa sesuai dengan isi pidato Bupati Tabalong, Drs H Rachman Ramsyi Msi belum lama tadi memang tidak ada bonus bagi para Pelatih, yang ada hanya bonus bagi atlit berprestasi. Bukannya memberikan solusi positif, Ketua KONI Tabalong malah menyarankan para Pelatih untuk melakukan pemotongan terhadap dana atlit. “Apa Bapak tidak dengar pidato Bupati tadi kalau yang mendapat bonus hanya para atlit peraih medali, jadi kalau mau silahkan meminta/memotong bonus atlit,” demikian ucapan Ketua KONI Tabalong seperti ditirukan sumber yang enggan identitasnya diungkap tersebut kepada AB, Rabu (16/12).
Mendapat jawaban itu, tentu saja para pelatih sangat kecewa, karena di luar dugaan ternyata selama ini pemerintah hanya memberikan perhatian kepada para atlit semata, sedangkan para pelatih tidak dihargai sebagaimana mestinya. “Padahal ini juga menyangkut urusan dapur (perut, red) kami,” ungkapnya dengan nada kesal sekaligus sedih.
walau bagaimana pun seluruh pelatih tetap sepakat untuk tidak melakukan pemotongan dana atlit tersebut. “Hal semacam ini tidak akan pernah kami lakukan, karena sangat merendahkan dan memalukan. Dana sebesar Rp 42 juta langsung kami serahkan malam itu juga tanpa pemotongan sedikit pun,” tegasnya.
Kenyataan itu menurutnya sungguh bertolakbelakang dengan hasil beberapa kali rapat yang diadakan ketika berlangsung Porprov Kalsel beberapa waktu lalu. “Policy seperti ini kami nilai sangat tidak profesional. Dimana pun di dunia ini, selalu ada bagian untuk Pembina kalau atlitnya berprestasi. Bila keadaan ini terus dibiarkan, tidak akan ada lagi orang yang mau membina atlit. Percaya saja, pada gilirannya akan berdampak pada Porprov yang akan datang di Kabupaten Banjar 2013,” ujarnya lagi.
Ternyata nasib serupa juga menimpa beberapa cabang olah raga lain yang ada di Tabalong. “Ini bukan urusan Kami pribadi, tetapi merupakan perjuangan semua cabang olah raga yang ada di Tabalong. Yang ikut Porprov kemarin ada 21 cabang olah raga. Sementara yang berhasil meraih penghargaan ada 13 cabang dimana di dalamnya meliputi manajer, pelatih, offisial dan para atlitnya sendiri. Jadi jumlah 13 jika dikalikan 3 sama dengan 39 orang yang saat ini tengah kecewa. Khusus untuk Percasi sendiri jumlahnya adalah 5 orang,” jelasnya.
Saat ini para Pelatih berusaha mengetuk hati para anggota Dewan supaya bisa ikut memperjuangkan dan menyuarakan aspirasi mereka tersebut. “Ini sesungguhnya pantas untuk mereka (anggota Dewan, red) perjuangkan, karena menyangkut nasib orang banyak. Jangan cuma uang mereka sendiri saja yang diperjuangkan, karena ini adalah Hak kami. Keputusan KONI dan Bupati Tabalong itu salah, tidak pernah terjadi yang seperti itu, kecuali Tabalong ini miskin dan pailit,” pungkasnya dengan nada tinggi. (AB)
Baru-baru tadi sejumlah atlit Catur Tabalong berhasil meraih penghargaan berupa 4 medali emas, 1 medali perak, dan 2 medali perunggu saat mengikuti Pekan Olah Raga Tingkat Provinsi (Porprov) Kalsel VIII di Kotabaru. Kepada mereka kemudian diberikan uang pembinaan oleh pemerintah daerah yang nilainya mencapai puluhan juta rupiah.
Sumber AB yang juga salah seorang pelatih Tim Percasi Tabalong menuturkan bahwa seluruh Pembina dan Pelatih sebenarnya merasa sangat bangga atas prestasi tersebut. Mereka pun tidak lupa mengucapkan berterimakasih atas perhatian pemerintah daerah kepada para atlit karena telah mengharumkan nama Tabalong.
Sayangnya sekarang ini tampaknya pemerintah belum serius memperhatikan maupun memikirkan kesejahteraan para pembina dan pelatih yang telah bekerja keras mencetak atlit-atlit handal. Saat hal itu mereka tanyakan kepada Ketua KONI Tabalong, justru mendapat jawaban yang mengejutkan sekaligus tidak mengenakkan.
Kepada mereka dijelaskan bahwa sesuai dengan isi pidato Bupati Tabalong, Drs H Rachman Ramsyi Msi belum lama tadi memang tidak ada bonus bagi para Pelatih, yang ada hanya bonus bagi atlit berprestasi. Bukannya memberikan solusi positif, Ketua KONI Tabalong malah menyarankan para Pelatih untuk melakukan pemotongan terhadap dana atlit. “Apa Bapak tidak dengar pidato Bupati tadi kalau yang mendapat bonus hanya para atlit peraih medali, jadi kalau mau silahkan meminta/memotong bonus atlit,” demikian ucapan Ketua KONI Tabalong seperti ditirukan sumber yang enggan identitasnya diungkap tersebut kepada AB, Rabu (16/12).
Mendapat jawaban itu, tentu saja para pelatih sangat kecewa, karena di luar dugaan ternyata selama ini pemerintah hanya memberikan perhatian kepada para atlit semata, sedangkan para pelatih tidak dihargai sebagaimana mestinya. “Padahal ini juga menyangkut urusan dapur (perut, red) kami,” ungkapnya dengan nada kesal sekaligus sedih.
walau bagaimana pun seluruh pelatih tetap sepakat untuk tidak melakukan pemotongan dana atlit tersebut. “Hal semacam ini tidak akan pernah kami lakukan, karena sangat merendahkan dan memalukan. Dana sebesar Rp 42 juta langsung kami serahkan malam itu juga tanpa pemotongan sedikit pun,” tegasnya.
Kenyataan itu menurutnya sungguh bertolakbelakang dengan hasil beberapa kali rapat yang diadakan ketika berlangsung Porprov Kalsel beberapa waktu lalu. “Policy seperti ini kami nilai sangat tidak profesional. Dimana pun di dunia ini, selalu ada bagian untuk Pembina kalau atlitnya berprestasi. Bila keadaan ini terus dibiarkan, tidak akan ada lagi orang yang mau membina atlit. Percaya saja, pada gilirannya akan berdampak pada Porprov yang akan datang di Kabupaten Banjar 2013,” ujarnya lagi.
Ternyata nasib serupa juga menimpa beberapa cabang olah raga lain yang ada di Tabalong. “Ini bukan urusan Kami pribadi, tetapi merupakan perjuangan semua cabang olah raga yang ada di Tabalong. Yang ikut Porprov kemarin ada 21 cabang olah raga. Sementara yang berhasil meraih penghargaan ada 13 cabang dimana di dalamnya meliputi manajer, pelatih, offisial dan para atlitnya sendiri. Jadi jumlah 13 jika dikalikan 3 sama dengan 39 orang yang saat ini tengah kecewa. Khusus untuk Percasi sendiri jumlahnya adalah 5 orang,” jelasnya.
Saat ini para Pelatih berusaha mengetuk hati para anggota Dewan supaya bisa ikut memperjuangkan dan menyuarakan aspirasi mereka tersebut. “Ini sesungguhnya pantas untuk mereka (anggota Dewan, red) perjuangkan, karena menyangkut nasib orang banyak. Jangan cuma uang mereka sendiri saja yang diperjuangkan, karena ini adalah Hak kami. Keputusan KONI dan Bupati Tabalong itu salah, tidak pernah terjadi yang seperti itu, kecuali Tabalong ini miskin dan pailit,” pungkasnya dengan nada tinggi. (AB)
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Blog Indahnya Berbagi
0 komentar:
Posting Komentar