TANJUNG – Seorang Dokter spesialis penyakit dalam berinisial AT yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah H Badaruddin Kasim Tanjung disinyalir sengaja memainkan resep pasien demi kepentingan pribadi. Hampir seluruh pasien yang berobat kepadanya selalu diarahkan untuk membeli obat ke apotek SF yang letaknya persis di hadapan RSUD H Badaruddin Tanjung tersebut, padahal stok obat di apotek rumah sakit masih mencukupi.
Beberapa sumber Metro 7 menuturkan bahwa AT telah lama melakukan praktek semacam itu dengan memanfaatkan peluang aturan pusat yang menyebutkan bahwa resep dari seorang Dokter tidak boleh diganti begitu saja oleh Dokter lain. “Resep obat dari seorang Dokter tidak berhak diganti oleh Dokter lain dengan obat lain, meskipun pada dasarnya kandungannya sama,” jelas sumber yang tidak mau dikorankan tersebut.
Selentingan miring lain yang tak kalah mengejutkan menyebutkan bahwa Dr AT menggunakan hasil keuntungannya tersebut bagi kepentingan misi agama tertentu. “Kami dengar sebagian uang hasil dari manipulasi resep tersebut malah disumbangkan untuk pembangunan sarana ibadah agama tertentu,” ungkapnya.
Anehnya menurut sumber itu, entah mengapa permasalahan yang sudah lama mengemuka dan pernah membuat gerah kalangan wakil rakyat di DPRD Tabalong itu hingga kini masih kelabu alias belum dapat dihentikan. Dr AT seakan kebal hukum dan memiliki tameng yang kuat sehingga tidak pernah tersentuh. Padahal jelas hal itu akan merugikan masyarakat dan pemerintah daerah sendiri, karena menurut informasi harga yang dipatok pun melebihi standar sementara obat sejenis sebenarnya masih tersedia di apotek rumah sakit.
Meskipun umumnya para pasien yang diberikan resep khusus tersebut merupakan pasien kelas VIP dan golongan masyarakat kelas menengah ke atas, tetap saja pada dasarnya membebani masyarakat di tengah biaya kesehatan yang saat ini cenderung semakin tinggi.
Saat Metro 7 bertandang ke Apotek SF, jumlah orang yang ingin membeli obat terbilang cukup banyak, bahkan hari itu melebihi jumlah pembeli yang ada di apotek rumah sakit.
Kepala Apotek RSUD H Badaruddin Kasim Tanjung Drs Ilham Wahyudi Spt menegaskan bahwa persediaan obat di apoteknya masih memadai. “Itu di luar wewenang kami. Di sini kalau menurut kita selama ini selalu terlayani dan lancar-lancar saja. Yang perlu digaris bawahi bahwa kami sama sekali tidak ada kerjasama dengan apotek dimaksud,” tegasnya.
Ditambahkannya sebenarnya resep-resep tersebut bisa saja diganti dengan merk lain dari jenis obat generic atau yang lain, tetapi karena sudah ada aturan dan kode etik dari pusat yang tidak memperbolehkan resep diganti oleh dokter lain, kami juga tidak bisa berbuaat apa-apa. Cuman biasanya resep-resep semacam itu sudah ada kode-kode khususnya sendiri,” jelas Ilham lagi.
“Bagi pasien-pasien kelas menengah ke atas, memang ada Dokter-Dokter khusus yang menangani. Terkait masalah resepnya, bukan wewenang kami,” tambahnya sembari menjelaskan bahwa obat yang beredar di rumah sakit terbagi atas obat Paten dan obat Generic biasa.
Obat Paten pun masih terbagi lagi menjadi dua kategori, yakni obat Paten Origin dan Obat paten Mitu. Perbedaan keduanya antara lain terlihat dari efek samping penggunaannya.
Lebih jauh Ilham mengusulkan untuk perbaikan kinerja dan managemen, agar ke depannya RSUD H Badaruddin memiliki Panitia Farmasi di samping Komite Medis seperti di daerah lain, agar pengawasan bisa secara lebih maksimal demi kepentingan semua pihak. Di samping itu hendaknya ujar ilham ada produk Formularium dan Standar Terapi, untuk mengatur standar pengobatan di rumah sakit yang diketuai Dokter dan sekretarisnya dari farmasi sehingga ada keseimbangan.
Sayangnya Dr A hingga berita ini diturunkan belum dapat dikonfirmasi. Saat Metro 7 mencoba menghubungi telepon selulernya beberapa kali, tidak ada jawaban dari yang bersangkutan.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Blog Indahnya Berbagi
2 komentar:
wah wah baru tahu aku,ternyata ada monopoli tersendiri ya?? ya silakan aja klo mau di tindak lanjuti,itu usaha orang lain dan saya tidak akan ikut campur tangan
dan heranya hal ini masih berlanjut sampai sekarang,, apa pemerintah tanjung tabalong ga bisa menindak tegas dan mengklarifikasi apakah sudah ditindak lanjuti atau belum
Posting Komentar