Sebuah Puisi Karya Eddy Horn Udoy (Tokoh Adat Dayak Tabalong)
Di sana aku berdiri
Di bawah kolong langit
Ibu Pertiwi merintih sedih
Enggan menangis ... payudara berlobang
Tumor serta kanker menyerang ganas ... pada dada bumi
Udara panas bercampur debu ... buat nafas jadi sesak
Deretan virus menjalar merayap dengan kaki seribu mencakar
Menggerogoti tubuh bahenol
Apa daya bagimu ...
Oh ibu Pertiwi ...
Para dokter tak mampu mengobati
Nyanyian burung-burung maupun margasatwa
Tak terdengar kidung mengalun yang syahdu
Tuk menghibur zamrud Khatulistiwa
Bagai permadani terhampar hijau
Derita tak berakhir ...
Hari lepas hari makin parah
Basil virus menjalar di batang tubuh
Engkau ditimpa nista dan derita yang dalam ...
Air mata jatuh ke dalam jurang terjal
Bumi gersang ... kali mengering ... bebatuan bertabur
Sang bayu mengipas debu ...
Untuk ini anak-anak bangsa kan menata rias kembali ... jadi hutan nan hijau
Wahai Ibu Pertiwi ... tak usah sedih dan menangis
Walaupun tidak seperti dulu
(Ditulis tepat pada hari Lingkungan Hidup, 5 Juni 2005 di seputar areal tambang Tutupan PT Adaro Indonesia)
Sabtu, 27 November 2010
DERU DAN DEBU
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Blog Indahnya Berbagi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar