Sabtu, 27 November 2010

DERU DAN DEBU

Sebuah Puisi Karya Eddy Horn Udoy (Tokoh Adat Dayak Tabalong)

Di sana aku berdiri
Di bawah kolong langit
Ibu Pertiwi merintih sedih
Enggan menangis ... payudara berlobang
Tumor serta kanker menyerang ganas ... pada dada bumi
Udara panas bercampur debu ... buat nafas jadi sesak
Deretan virus menjalar merayap dengan kaki seribu mencakar
Menggerogoti tubuh bahenol
Apa daya bagimu ...
Oh ibu Pertiwi ...
Para dokter tak mampu mengobati
Nyanyian burung-burung maupun margasatwa
Tak terdengar kidung mengalun yang syahdu
Tuk menghibur zamrud Khatulistiwa
Bagai permadani terhampar hijau

Derita tak berakhir ...
Hari lepas hari makin parah
Basil virus menjalar di batang tubuh
Engkau ditimpa nista dan derita yang dalam ...
Air mata jatuh ke dalam jurang terjal
Bumi gersang ... kali mengering ... bebatuan bertabur
Sang bayu mengipas debu ...
Untuk ini anak-anak bangsa kan menata rias kembali ... jadi hutan nan hijau
Wahai Ibu Pertiwi ... tak usah sedih dan menangis
Walaupun tidak seperti dulu

(Ditulis tepat pada hari Lingkungan Hidup, 5 Juni 2005 di seputar areal tambang Tutupan PT Adaro Indonesia)

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Blog Indahnya Berbagi
Tambah Yuk
Widget by IB | Template Design

Artikel Terkait:

Widget by:IB | Template Design

0 komentar:

Posting Komentar

 

Daftar Blog Saya

Pengikut

© 2009 Free Blogger Template powered by Blogger.com | Designed by Amatullah |Template Design